Senin, 28 September 2015

Lelaki Shalih


Katamu dia baik, tapi kok ngajakin maksit.
Katamu dia tanggung jawab, tapi kok nggak menikahi.
Katamu dia paham agama, kok malah berdua-duaan.
Katamu kamu mau yang setia, tapi nyarinya lewat pacaran.
Hari ini tanganmu yang dipegang, besok apalagi yang diraba :')
Hari ini ucap cinta padamu, besok entah dia umbar kemana :')
Hari ini dia ajari kamu maksiat, besok dia maksiat sama yang lain.
Hari ini Allah dia bantah, besok jangan heran kamu dikecewakan.


Lelaki pemberani itu datengin ayahnya, bukan putrinya Dear :)

Logikanya sederhana, siapa sih lelaki yang lebih sayang kepada seorang wanita dibanding ayahnya ? Kalau kamu nanti punya suami dan anak perempuan, kamu bakal tahu sayang seorang ayah pada putrinya.

Atau kalau kamu sekarang seorang anak perempuan, kamu jelas lebih tahu seperti apa sayang seorang ayah bagi putrinya.  Melindungi, mendidik, mencukupkan, menjadi segalanya bagimu.

Nahh, jika ada seorang lelaki menyukai wanita, adalah ayahnya yang harus di yakinkan oleh lelaki itu, bukan hanya putrinya saja. Sebab, ayahnya yang selama ini sudah membahagiakannya.

Dan ayahnya yang akan menjawab "Bisakah lelaki ini membuat putriku berbahagia, minimal seperti aku mengusahakan yang terbaik, memberi yang terbaik untuknya agar dia bahagia dan bisakah lelaki ini menggantikan tugasku ?"

Jadi kalau memang lelaki itu serius, pasti ia akan meyakinkan ayahnya, mendatangi ayahnya, bukan putrinya.

@HijabAlila

Minggu, 06 September 2015

Niat :)

Hal yang paling sulit untuk diluruskan adalah niat, maka ikhlas itu diawal, ditengah dan diakhir, sepanjang amal shalih itu dilakukan. Karena niat paling mudah berubah.

Awalnya mungkin berhijab karena Allah, lalu diperjalanannya banyak dipuji-puji manusia, hingga bergeserlah niatnya untuk mencari ridha manusia.

Niat itu memang amalan hati, maka tidak ada yang dapat mengetahuinya kecuali diri sendiri dan Allah saja.

Bahkan diri kita sendiri sulit membedakan mana niat ikhlas dan mana yang riya. Karenanya, senantiasalah tawadhu, selalu mengingat Allah, senantiasa tundukkan pandangan dan dengarkanlah nasihat.

Semoga Allah istiqamahkan kita dalam kebaikan ya Shalihah :)

Rabu, 02 September 2015

Seorang Istri yang Buta, Tuli & Bisu


 Sahabatku menceritakan :

Ini cerita tentang adikku Nur Annisa, gadis yang baru beranjak dewasa namun rada tomboy. Pada saat umur adikku menginjak 17 tahun, perkembangan dari tingkah lakunya agak membuat ibuku khawatir. Banyak teman prianya yang datang kerumah dan itu tidak mengenakkan ibuku sebagai seorang guru ngaji.

Untuk mengantisipasi hal itu, ibuku menyuruh adikku memakai jilbab, namun selalu ditolaknya hingga timbul pertengkaran kecil diantara mereka. Pernah satu kali adikku berkata dengan suara agak keras : "Ibu coba lihat deh, tetangga sebelah anakknya pakai jilbab namun kelakuannya tidak beda dengan kita-kita, malah teman-teman Ani yang disekolah pake jilbab bawa om-om, sering jalan-jalan, masih mending Ani, walaupun begini, Ani engga pernah kayak gitu". Bila sudah seperti iu, Ibuku hanya mengelus dada, kadangkala di akhir malam kulihat ibuku menangis, lirih terdengar do'anya : "Ya Allah, kenalkan Ani dengan hukum Engkau".

Pada suatu hari didekat rumahku, ada tetangga yang baru pindah. Satu keluarga dengan enam anak masih kecil-kecil. Suaminya bernama Abu Khoiri. Setelah beberapa lama mereka pindah, timbul desas desus mengenai istri Abu Khoiri yang tidak pernah keluar rumah, hingga dijuluki si buta, bisu dan tuli. Hal ini terdengar pula oleh adikku, dan dia bertanya sama aku : "Kak, memang yang baru pindah itu istrinya butu, bisu dan tuli yah ?" .. husss aku jawab sambil berkata "Kalau kamu mau tau, datangi saja rumahnya".

Eeehh tuh anak benar-benar datang kerumah tetangga baru. Sekembalinya dari rumah tetanggaku, kulihat perubahan yang drastis pada wajahnya, wajahnya yang biasa cerah nggak pernah murah atau lesu menjadi pusat pasi, entah apa yang terjadi.

Namun tidak kusangka, selang dua hari kemudian dia meminta pada ibuku untuk dibuatkan jilbab yang panjang, rok dan baju lengan panjang. Aku sendiri jadi bingung, aku tambah bingung dengan perubahan yang ajaib. Yah ku bilang ajaib karena dia berubah total. Tidak banyak lagi pria yang datang kerumah atau teman wanitanya yang ngobrol tidak karuan. Ku lihat dia banyak merenung, banyak baca baca majalah islam dan kulihat ibadahnya pun melebihi aku. Tak ketinggalan tahajudnya, baca Al-Qur'an dan sholat sunnahnya. Dan yang lebih menakjubkan lagi, bila temanku datang, dia menundukkan pandangan. Segala puji bagi Engkau Ya Allah, jerit hatiku.

Tidak berapa lama aku dapat panggilan kerja di Kalimantan, kerja di satu perusahaan asing (PMA). Dua bulan aku bekerja disana, aku dapat kabar bahwa adikku sakit keras hingga ibuku meintaku untuk pulang ke Madiun. Dipesawat tak henti hentinya aku berdo'a kepada Allah agar adikku diberi kesembuhan. Namun aku hanya dapat berusaha, ketika aku tiba di rumah, di depan pintu sudah banyak orang, tak dapat ku tahan aku lari masuk kedalam rumah, kulihat ibuku menangis, aku langsung menghampiri dan memeluk beliau, sambil tersendat-sendat ibuku bilang sama aku : "Dhi, adikmu bisa ucapkan dua kalimat Syahadat diakhir hidupnya", tak dapat ku tahan air mata ini.

Setelah selesai acara pemakaman dan lainnya, iseng aku masuk kamar adikku dan kulihat Diary di atas mejanya. Diary yang selalu dia tulis, Diary tempat dia menghabiskan waktunya sebelum tidur. Kemudian kubuka, selembar demi selembar, hingga tertuju pada satu halaman yang menguak misteri dan pertanyaan yang selalu timbul dihatiku. Perubahan yang terjadi ketika adikku baru pulang dari rumah Abu Khoiri. Disitu kulihat tanya jawab antara adikku dan istri dari tetanggaku, yang isinya :

Tanya Jawab (kulihat dilembaran itu banyak bekas tetesan air mata)

Annisa : Aku bergumam (wajah wanita ini cerah dan bersinar layaknya bidadari), ibu, wajah ibu sangat muda dan cantik.

Istri : Alhamdulillah, sesungguhnya kecantikan itu datang dari lubuk hati.

Annisa : Tapi, ibu kan sudah punya 6 anak, tapi masih kelihatan cantik.

Istri : Subhanallah, sesungguhnya keindahan itu milik Allah dan bila Allah berkehendak, siapakah yang bisa menolaknya ?

Annisa : Ibu, selama ini aku selalu disuruh memakai jilbab oleh Ibuku, namun aku selalu menolak karna aku pikir nggak masalah aku nggak pakai jilbab, asal aku tidak macam-macam dan kulihat banyak wanita memakai jilbab namun kelakuannya melebihi kami yang tidak memakai jilbab. Hingga aku nggak pernah mau untuk pakai jilbab, menurut Ibu bagaimana ?

Istri : Duhai Annisa, sesungguhnya Allah menjadikan seluruh tubuh wanita ini perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki, segala sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh bukan mahrom kita semuana akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah. Jilbab adalah hijab untuk wanita.

Annisa : Tapi yang kulihat banyak wanita yang memakai jilbab yang kelakuannya nggak enak dan ngggak karuan.

Istri : Jilbab hanyalah kain, namun hakikat atau arti jilbab itu sendiri harus kita pahami.

Annisa : Apa hakikat jilbab itu Bu ?

Istri : Hakikat jilbab adalah hijab kahir batin. Hijab mata kamu dari memandang yang bukan mahram kamu. Hijab lidah kamu dari berghibah dan kesia-siaan, usahakan selalu berdzikir pada Allah. Hijab telinga kamu dari mendengar perkarat yang mudharat baik untuk dirimu atau oranglain. Hijab hidungmu dari mencium-cium segala yang berbau busuk. Hijab tangan-tangan kamu dari berbuat yang tidak senonoh. Hijab kaki kamu dari melangkah menuju maksiat.

Annisa : Ibu aku jadi jelas sekarang dengan arti jilbab, mudah-mudahan aku bisa pakai jilbab, namun bagaimana aku bisa melaksanakan semuanya ?

Istri : Duhai Annisa, bila kamu memakai jilbab, itulah karunia dan rahmat yang datang dari Allah, bila kamu menysyukuri rahmat itu, kamu akan diberi kekuatan untuk melaksanakan amalan-amalan jilbab hingga mencapai kesempurnaan yang di inginkan Allah.

Duhai Annisa, ingatlah akan satu hari dimana seluruh manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Ketika ditiup terompet yang kedua kali, pada saat ruh manusia seperti anai-anai bertebaran dan dikumpulkan dalam satu padang yang tiada batas, yang tanahnya dari logam yang panas, tidak ada rumput maupun tumbuhan.

Ketika 7 matahari di dekatkan diatas kepala kita namun keadaan gelap gulita. Ketika seluruh nabi ketakutan. Ketika Ibu tidak lagi memperdulikan anaknya dan anak tidak memperdulikan ibunya. Sanak saudara tidak kenal satu sama lain lagi, kadang satu sama lain bisa menjadi musuh, satu kebaikan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada dialam ini.

Ketika manusia berbaris dengan barisan yang panjang dan maisng-masing hanya memperdulikan nasib dirinya dan pada saat itu ada yang berkeringat karena rasa takut yang luar biasa hingga menenggelamkan dirinya, dan rupa rupa bentuk manusia bermacam-macam tergantung amalannya, ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika dibangkitkan, ada yang berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti syetan, semuanya menangis, menangis karena hari itu Allah murka, belum pernah Allah murka sebelum dan sesudah hari itu, hingga ribuan tahun manusia didiamkan Allah di padang mahsyar yang panas membara hingga Timbangan Misan di gelar yaitu Yaumul Hisab.

Duhai Annisa, bila kita tidak berusaha untuk beramal dihari ini, entah dengan apa nanti kita menjawab bila kita di sidang oleh Yang Maha Perkasa, Yang Maha Agung, Allah, di hari perhitungan nanti.

Sampai disini aku baca diarynya karena kulihat, berhenti dan banyak tetesan air mata yang hjatuh dari pelupuk matanya. Subhanallah, kubalik lembar berikutnya dan kulihat tulisan, kemudian kulihat tulisan kecil dibawahnya : buta, tuli dan bisu, wanita yang tidak pernah melihat lelaki selain mahromnya, wanita yang tidak pernah mau mendengar perkara yang dapat mengundang murka Allah, wanita yang tidak pernah berbicara ghibah dan segala sesuatu yang mengundang dosa dan sia-sia.

Itulah yang dapat saya baca dari diarynya, semoga Allah menerima adikku disisinya, Aamiin.

Sumber : Blog teman (alamat lupa, karna notes ini sudah tersimpan sejak lama) :)